Tim SBS-HMS Nilai Bekukan Teko Bentuk Penjajahan Kemanusiaan, Kumpul Ijazah Jelang Angkat Kembali 7.000 Teko Terus Menguat

Malaka-NTT, Tim SBS-HMS, Adrianus Nenometa alias Ady Tey Seran menilai pembekuan tenaga kontrak (Teko) daerah sebagai bentuk penjajahan kemanusiaan. Sementara itu, begitu menguat isu sejumlah anggota tim mengumpulkan ijazah jelang pengangkatan kembali 7. 000 teko.

Dalam video yang beredar luas di media sosial di sejumlah whatsApp, Jumat (14/3/25), Ady Tey Seran, anggota Tim SBS-HMS dalam kampanyenya di sebuah titik daerah pemilihan (Dapil) tiga, beberapa waktu lalu mengatakan pembekuan teko itu sebagai bentuk penjajahan kemanusiaan di Kabupaten Malaka. Pernyataan itu dikemukakan atas pembekuan teko di masa SN-KT.

Ironisnya, komentar itu belum tentu benar, sebagai seorang tim SBS-HMS yang mengatakan kebenaran sesungguhnya yang terjadi saat ini. Bupati SBS dan Wakil Bupati HMS sudah membekukan teko per 1 Maret 2025 dalam sambutan di Gereja Ebenhaezer Betun. Pembekuan teko ini disinyalir memperkuat isu agar rekrut kembali 7. 000 teko. Sehingga, saat ini belum ada surat keputusan resmi, tetapi ada teko yang sudah bekerja di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).

SBS-HMS, Marius Boko dalam pernyataan di media massa sudah menampik kembali isu pengangkatan 7. 000 teko. Pemerintah tidak berjanji untuk mengangkat teko, juga dalam jumlah sebanyak 7. 000 orang. Sementara itu, Ady Tey Seran belum berhasil dikonfirmasi hingga berita ini ditayang terkait video yang berisikan pernyataannya tentang pembekuan teko. (pn-01/tim)