Kota Betun Kotor, Sampah Menumpuk, Pasukan Kuning Tidak ber-SK dan Tanpa Upah Selama Hampir Setengah Tahun

Malaka-NTT, Kota Betun sebagai pusat Kabupaten Malaka tampak penuh tumpukan kotoran. Kemungkinan, pasukan kuning terlambat membersihkan. Disayangkan, karena pasukan kuning kerja tanpa surat keputusan (SK) dan tidak diberi upah selama hampir setengah tahun.

Sesuai pantauan, Jumat (11/7/25), siang, banyak tumpukan sampah yang terlambat diangkat. Entah apa alasannya, pasukan kuning Kota Betun terlambat membersihkan dan mengangkut sampah yang ditumpukan di beberapa titik sentral Kota Betun.

Di antaranya, titik depan Kantor DPRD Kabupaten Malaka, titik depan Mesjid Agung Al-Jihad Betun Pasar Lama, depan Gereja Katolik Betun, pertigaan Umakatahan Bolan dengan dua kantong sampah yang terletak sejak, Kamis (10/7/25) sekitar pukul 11. 00 Wita. Sementara itu, terlihat tumpukan sampah rumah tangga di ruas jalan Pasar Baru Betun.

Selain itu, terlihat tumpukan sampah di titik tikungan Lapak Jual Ayam Potong Beiabuk yang membuat pemandangan tambah buruk ketika ruas jalan tersebut dilintasi. Sementara di titik sentral seperti perempatan traffic light terlihat sampah yang belum dibersihkan.

Mobil sampah nampak kurang “mondar-mandir” di ruas-ruas jalan utama Kota Betun. Demikian pun, pasukan kuning jarang dilihat. Padahal, biasanya terjadi kerumunan pasukan kuning di pagi hari saat “menyerbu” kotoran sampah, sehingga terdengar “nyanyian” Kota Betun hanya bersih di zaman kantor2 mengepul asap korupsi saat ini.

Kota Betun kotor. Mungkin saja, para pasukan kuning terlambat membersihkan sampah hingga siang hari. Entahlah apa alasannya, para pasukan kuning itu bekerja tanpa mengantongi surat keputusan (SK), sehingga tidak dibayar upah. Pasukan kuning tidak mungkin “ribut”, karena nasibnya tergantung palu kuasa. (pm-01/tim)