Berulangkali Sebut Korban Pelecehan Seksual di Bawah Umur Hilang, Kenapa Natalia Masih Datang Temui dan Sita Handphone? Ibu Kandung Minta Jangan Ganggu Anaknya Lagi

Malaka-NTT, Ibu kandung korban pelecehan seksual di bawah umur, Hildegardis meminta Natalia (bukan nama sebenarnya), ibu piara Melati (samaran korban pelecehan seksual) agar jangan mengganggu dan membesuknya. Karena dirinya kecewa setelah mendengar informasi kasus yang menimpa anaknya yang sudah dilaporkan ke polisi itu mau ditarik kembali dan tidak mau diurus, dan cenderung mempertanyakan hal-hal yang membuat korban tersiksa secara batin.
Permintaan ini disampaikan Hildegardis ketika dihubungi via telpon seluler, Selasa (12/3/25) malam.
Dibalik telpon itu terdengar suara serak-serak seolah-olah seperti isak tangis karena sangat kecewa dan marah ketika mendengar Melati, anaknya tertimpa masalah amoral dilakukan YGS, orang yang tidak diketahui statusnya secara jelas dalam rumpun keluarga besar. Sehingga, Hildegardis meminta Melati untuk tinggal bersama Emanuel Seran, opanya di Alas Diin Desa Weoe Kecamatan Wewiku.
Hildegardis mempertanyakan alasan apa Natalia masih mencari Melati ketika sudah menyatakan hilang pasca kasus itu ditarik kembali dan tidak mau mengurus kasusnya lagi. Apa alasannya Natalia dikabarkan lebih memilih berdamai ketika sudah melaporkan kasus yang mendapat perhatian ekstra dari aparat penegak hukum dan negara sesuai undang-undang khusus. “Saya dan keluarga minta Natalia jangan ganggu anak saya, kalau tidak mau urus setelah lapor dan katakan hilang. Karena, saya yang suruh tinggal dengan opa dan omanya,” tandas Hildegardis.
Sementara itu, di hadapan rumpun keluarga besar di Alas Diin, Melati sanggup bertemu dengan para wartawan. Bicaranya polos. Kadang senyum, kadang juga menunduk terkesan meminta perhatian para pekerja media untuk membantunya. “Karena, saya mau sekolah kembali. Satu dua hari, saya dengan om dan tanta pergi pasar untuk membeli seragam sekolah yang baru,” ujar Melati.
Melati mengaku sempat ditemui Natalia, ibu piaranya. Handphone yang dipegangnya disita setelah mengirim banyak pesan lewat whatsApp. Ketika Natalia datang, Melati berlari masuk ke dalam kamar. Telpon genggam diambil Natalia, tapi dia tidak melawan dan berontak. Melati ikhlas, karena tahu, orang tua kandung yang berada di rantau sangat menyayanginya.
Rumpun keluarga besar mempertanyakan alasan apa Natalia sudah menyatakan hilang, tetapi selalu berkomunikasi dengan Melati bahkan datang dan menyita telpon genggam merk Samsung A10. Bahkan, adik Natalia bernama Fatima juga sempat bertemu korban. Sehingga, aneh kalau Natalia dan kuasa hukum menyatakan Melati hilang. (pn-01/tim)